Sabtu, 18 Mei 2024

Tasyakuran Selikuran, Menyambut Malam Lailatul Qadar

Tasyakuran Selikuran, Menyambut Malam Lailatul Qadar

Miritpetikusan - 26 April 2022

Dalam bahasa Jawa, malem selikur barasal dari kata malem yang artinya malam dan selikur yang berarti dua puluh satu.

Malam selikuran adalah tradisi untuk menyambut malam Lailatul Qadar yang menurut ajaran agama Islam terjadi pada tanggal ganjil di mulai pada malam ke-21 (selikur) Bulan Ramadhan.

Tradisi ini diperkenalkan oleh Wali Sanga sebagai metode dakwah Islam yang disesuaikan dengan budaya Jawa.

Sebagai desa yang masih melestarikan budaya Jawa, Desa Miritpetikusan juga menggelar tradisi Selikuran di rumah Kades Miritpetikusan yaitu Bapak H. Amad Mafangil, Jumat (22/04/2022). Kegiatan ini diikuti oleh Kepala Desa, Perangkat Desa, serta masyarakat sekitar.

Sebelum acara dimulai, Kepala Desa dan Perangkat Desa Miritpetikusan membawa tumpeng berisi nasi lengkap dengan lauk, buah-buahan, serta makanan ringan, hal yang unik ada juga lauk berupa daging ayam yang di japit dengan bambu dalam bahasa Jawa "Sapitan" kemudian makanan tersebut diletakkan di halaman rumah di beri doa dan di bagikan ke warga sekitar terutama ibu-ibu dan anak-anak yang dalam bahasa Jawa disebut "tawu"

Juga sebagian tumpeng dari perangkat desa di bawa ke dalam rumah bapak kades dan dibagikan setelah doa bersama (Tahlil).

Kemudian dilanjutkan dengan buka puasa bersama.

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Arsip Berita

Statistik Pengunjung