Sabtu, 18 Mei 2024

POTENSI GARAM KEBUMEN

POTENSI GARAM KEBUMEN

Potensi Garam Mirit Mulai Dikenalkan Ke Pasar Eropa
Butuh Dukungan Maksimal Pemerintah Daerah

MIRIT, Radar Kebumen-Sejumlah warga di Desa Mirit Petikusan, Kecamatan Mirit, Kabupaten Kebumen sukses memproduksi garam dengan kualitas tinggi. Salah satunya Kelompok Petambak Garam Jagad Kidul yang kini sudah mampu memproduksi garam 40 ton per bulan dan hasilnya mulai dikenalkan ke pasar eropa.

Pengurus Kelompok Jagad Kidul, Widodo, 39, warga Mirit Petikusan, RT 02 RW 03. Kecamatan Mirit mengatakan, kelompok Jagad Kidul sudah mulai memproduksi garam sejak tahun 2018 dengan memanfaatkan lahan bengkok desa seluas 40 meter x  70 meter di Desa Mirit Petikusan.

Lokasinya sekitar 600 meter dari pantai Petikusan, kelompok Jagad Kidul beranggotakan 11 orang dan yang telah dibagi dalam pengelolaan tambah, tiga orang mengurusi bagian produksi, sementara sisanya bagian pemasan dan membantu swaktu-waktu dalam proses mengisi tandon dan saat panen. 

"Kapasitas produksi saat ini rata-rata 4 ton per bulan. Sementara produki garam kami jual ke toko organik, pabrik kecap organik, pabrik sabun di wilayah Jogjakarta dan Purwokerto. Kami juga mencoba mengirim sample ke Eropa dan Turki semoga bisa lolos dan kirim ke sana," katanya, kemarin (7/9).

Dijelaskan, lahan tembak garam dulunya adalah bengkok yang dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Setelah melihat peluang, warga kemudian membentuk kelompok dengan dukungan penuh dari pemeirntah desa memutuskan untuk memproduksi garam. Jika dibandingkan hasilnya hampir sama menguntungkan, namun tingkat kegagalan atau kerugiannya aman untuk memproduksi garam.

"Kalau di bilang menguntungkan yang mungkin sama. Cuman garam kemungkinan rugi kecil, karena asal di kelola dengan baik panen maksimal hasilnya jelas. Beda dengan pertanian yang kadang kalau gagal bisa rugi total," jelasnya

Disinggung perhatian pemerintah daerah dengan potensi yang ada, Wododo mengaku sejauh ini Pemkab Kebumen dalam hal ini Dinas Kelautan kemungkinan sudah memantau. Namun dalam kebijakan masih dinilai kadang belum merata.

"Contohnya kemarin ada hadiah dari top 45 yang dimasukan ke DID kabupaten. Kami ga kebagian, padahal anggarannya mencapai Rp 8 miliar, sementara dulu obyek yang diambil kelompok kami," ucapnya.

Pengurus Kelompok Jagad Kidul lainnya, Wahyu Widi Wicaksana, 35, mengungkapkan, sejauh ini harga garam produksi kelompok dijual dengan harga Rp 4000 hingga Rp 5000 per kilogramnya. Khusus untuk garam yang digunakan untuk Spa harganya bahkan bisa mencapai Ep 30 ribu per kilogram. 

"Garam dari Mirit Petikusan ini banyak dimanfaatkan untuk kosmetik, terapi dan garam ikan. Di masa pandemi Covid-19 ini banyak yang menggunakannya untuk terapi, biasanya dicampur dengan air hangat untuk mandi, belakangan ini banyak permintaan dari Jakarta via online," ungkapnya. (tom)

 

Sumber : Radar Kebumen

Bagikan :

Tambahkan Komentar Ke Twitter

Arsip Berita

Statistik Pengunjung